Senin, 16 November 2009

Bagaimana bunglon mengubah warna kulitnya?



Hewan unik yang satu ini memang pantas untuk dibahas, tentunya kalian sudah tahu yang namanya bunglon, hewan yang bisa merubah warna kulitnya. Bunglon itu mengubah warna kulitnya menyerupai warna lingkungan yang ditempatinya.

Ketika bunglon marah, kulitnya akan berubah menjadi berwarna gelap, ketika bunglon merasa dingin, kulitnya akan berubah menjadi agak kebiruan, dan ketika bunglon merasa sakit, kulitnya akan berwarna pucat. Terutama karena faktor "cahaya"lah yang membuat warna kulit jadi terlihat beragam.

Pada saat bunglon merasa terancam, ia akan mengubah warna kulitnya jadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya menjadi tersamarkan. Dengan demikian hidupnya pun terselamatkan. Penyamaran tersebut dinamakan KAMUFLASE..

Biasanya seekor bunglon hanya dapat berubah menjadi 4 hingga 5 warna saja. Misalnya warna: hijau, coklat, abu-abu, merah dan warna pucat. Karena warna-warna demikian yang mendominasi tempat hidup (habitat) asli bunglon, yaitu daerah Gurun Pasir. Namun sekarang ini bunglon dapat ditemukan di berbagai lokasi di luar gurun pasir.

Kulit bunglon sebenarnya terdiri dari 4 lapisan yang sangat tipis, dan bersifat tembus pandang.
Lapisan itu terdiri dari lapisan EPIDERMIS, lapisan CHROMATOPHORE, lapisan MELANOPHORE, dan lapisan NETTER.
Lapisan EPIDERMIS adalah lapisan terluar yang tidak berwarna.
Lapisan CHROMATOPHORE adalah lapisan yang dapat menghasilkan warna kuning dan merah.
Lapisan MELANOPHORE dapat menghasilkan warna coklat, hitam dan biru.
Lapisan NETTER adalah lapisan terdalam yang biasanya berwarna putih.
Keempat lapisan yang berbeda warna itu akan saling bekerja sama,sehingga menghasilkan warna beragam.
Lapisan epidermis, chromatophore, dan melanophore adalah lapisan yang tembus pandang. Cahaya matahari yang datang akan mengenai kulit bunglon! Cahaya tersebut akan menembus 3 lapisan kulit yang tembus pandang. Pada saat mengenai lapisan netter, cahaya akan dipantulkan. Dan ketika cahaya pantulan itu mengenai lapisan Melanophore, Chromatophore dan Epidermis, cahaya akan berubah menjadi biru. Setelah melewati lapisan Epidermis, cahaya akan berubah menjadi hijau. Dengan demikian, kulit bunglon akan terlihat berwarna hijau. Itulah yang menyebabkan bunglon terlihat berwarna hijau.

Bunglon dapat terlihat dalam warna yang lain karena diatur oleh lapisan Netter. Pada lapisan itu banyak sekali terdapat pembuluh unik yang disebut GRANULA. Granula tersebut berbentuk seperti jaring laba-laba, yang tersebar di seluruh lapisan kulit bunglon. Granula juga merupakan bagian yang memberikan warna pada kulit bunglon. Pada saat tertentu, zat pewarna pada granula akan menyebar ke seluruh tubuh bunglon, sehingga warna kulit bunglon akan terlihat lebih gelap. Sedangkan pada saat-sa at lainnya, zat pewarna pada granula akan 'Menghilang'. Sehingga warna kulit bunglon akan terlihat cerah.
Misalnya saat bunglon merasa takut, mungkin ia akan menyebarkan zat pewarna Granula, sehingga kulitnya jadi lebih gelap.
Nah, saat kulitnya yang sudah menjadì lebih gelap itu mendapatkan cahaya matahari yang dipantulkan juga akan berubah dengan sendirinya.
Atau misalnya di saat bunglon merasa sakit, zat pewarna Granula akan menghilang, sehingga kulitnya berubah warna menjadi lebih cerah. Maka ketika cahaya matahari dipantulkan oleh kulitnya yang cerah itu, akan didapatkanlah warna pucat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bookmark or Share

Bookmark and Share